Rusia Kalah Tempur di Bawah Pimpinan Putin – Serangan atau “operasi khusus militer” resmi diluncurkan Presiden Rusia Vladimir Putin link alternatif sbobet ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Namun, memasuki hari ke-442, pasukan Moskow malah terlihat mengalami perlambatan dalam serangan.
Dalam perkembangan terbaru, pasukan Rusia kocar-kacir dari Bakhmut setelah dipukur mundul oleh Ukraina pada Rabu (10/5/2023). Hal ini pun dikonfirmasi Brigade Serangan Independen Ketiga Ukraina.
Brigade ke-72 Rusia yang ditempatkan di garis depan pertempuran disebut mengalami kerusakan parah. Para tentara juga dilaporkan melarikan diri dari daerah itu.”Skuadron ke-6 dan ke-7 dari brigade ini hampir seluruhnya hancur, intelijen brigade dihancurkan, sejumlah besar kendaraan tempur dihancurkan, sejumlah besar tahanan diambil,” kata pemimpin Brigade Serangan Independen Ketiga Ukraina, Andriy Biletsky, dikutip Reuters.
Rusia Kalah Tempur di Bawah Pimpinan Putin
Sebelumnya, bos tentara bayaran Rusia Wagner, Yevgeny Prigozhin, sempat mengatakan bahwa Brigade ke-72 Rusia mundur sepanjang 3 km sehari sebelumnya pada Selasa. Akibatnya, pasukannya kehilangan 500 orang. Namun sayangnya, pemerintah Putin di Kremlin belum memberi komentar. Sementara pemimpin militer Ukraina slot bonus 100 to 3x mengatakan Rusia masih berusaha untuk memenangkan Bakhmut padahal situasinya sulit.
Kegagalan di Awal Invasi
Pada awal invasi hingga kini, Rusia juga berulang kali gagal untuk menyerang dan menduduki Kyiv. Dua bulan setelah invasi pertama, terungkap alasan mengapa pasukan Moskow gagal menduduki ibu kota Ukraina meski sudah berada di sekitar kota itu.
Dalam menghadapi serangan Rusia awal invasi, pihak Ukraina menggunakan sebuah strategi baru, yakni menciptakan banjir buatan di wilayah Utara kota Kyiv.
Banjir ini sendiri dibuat dengan cara membuka bendungan yang berada di Demydiv. Ini membuat Sungai Irpin membanjiri desa dan ribuan hektar di sekitarnya. Langkah itu sejak itu dianggap berhasil menghentikan tentara dan tank Rusia menerobos garis Ukraina.
Sekitar dua bulan kemudian, orang-orang di desa itu masih menghadapi dampak banjir. Para warga pun masih menggunakan perahu karet untuk bergerak dan menanami petak-petak kering yang tersisa dengan bunga dan sayuran.
Jumlah Nyawa yang Terenggut
Sebuah dokumen rahasia Amerika Serikat (AS) yang salah satu terkait perang Rusia dan Ukraina bocor pada April lalu. Dokumen menjabarkan jumlah korban jiwa dari sisi militer Moskow maupun Kyiv, yang mencapai total 354.000 tentara.
Mengutip Reuters dan Al Jazeera, total militer Rusia yang menjadi korban mencapai 189.500 hingga 223.000. Sebanyak 35.500 hingga 43.000 meregang nyawa dalam aksi militer sementara 154.000 hingga 180.000 terluka.
Di sisi Ukraina ada 124.500 hingga 131.000 total korban. “Termasuk 15.500 hingga 17.500 tewas dan 109.000 hingga 113.500 terluka,” lapor dokumen berjudul ‘Rusia/Ukraina-Menilai Keberlanjutan dan Pengurangan Tempur’ itu.
Jika hal ini benar, konflik dua tetangga itu akan menjadi perang paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua (PD 2). Belum ada verifikasi dokumen secara independen.
Beberapa negara termasuk Rusia dan Ukraina, mempertanyakan kebenarannya. Sementara pejabat AS mengatakan beberapa file tampaknya telah diubah.